Tugas dan Tanggung Jawab Kakak
Tugas paling ideal yang diberikan kepada anak sulung tergantung usianya. Jika masih kecil, tetapi sudah memiliki adik maka beri dia tanggung jawab untuk membantu ibunya dalam urusan kecil, misalnya, menjaga adiknya sebentar selagi Ibu membuat susu, mengambil popok ganti saat adiknya mengompol, dan lain-lainnya.
Namun apabila, sudah berusia 6 tahun ke atas, jika perempuan maka dia sudah bisa diberi tanggung jawab untuk urusan rumah tangga, bisa membantu ibu mencuci piring, membersihkan piring di meja makan, menyapu rumah sekadarnya, dan lain-lainnya, jika laki-laki, maka bisa di minta tolong belikan sesuatu di warung, menyirami tanaman, ikut terlibat mencuci mobil bersama ayahnya, dan lain-lainnya.
Biasakan anak pertama lebih berempati kepada adik-adiknya. Beri dia kesempatan untuk membujuk ketika si adik menangis, menyuapi makanan, walaupun hanya beberapa sendok, bermain bersama adiknya, dan lain-lainnya. Jika sudah remaja, maka anak sulung wajib memberikan contoh teladan akhlak yang baik kepada adik-adiknya, prestasi di sekolah maupun dalam bakatnya, menjaga ibunya yang sedang sakit, dan lain-lainnya. Intinya, berikan mereka tugas sesuai usia, kemampuan, dan kepantasannya. Bila memungkinkan setiap tugas itu memiliki unsur mendidik.
Terkadang orang tua melakukan kesalahan kepada anak sulungnya karena sebagai anak sulung, dia memiliki begitu banyak adik, bahkan sampai lima orang. Kadang, orang tua menjadi terlalu keras memperlakukannya, menyuruhnya membantu menjaga adik-adiknya, & membuat masa kecilnya hilang hanya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
Urusan-urusan rumah tangga bukanlah tanggung jawab anak, Ia hanya bisa diberi tanggung jawab kecil untuk hal ini, dalam arti tidak sampai mencuri seluruh waktunya di rumah. Kadang kala, ibu rumah tangga cenderung suka memerintah anaknya yang sudah agak dewasa untuk membantunya dalam urusan rumah tangga. Namun harus diingat bahwa hak anak untuk berkembang harus tetap dihargai.
Jika ini suatu pertanyaan, Apakah sudah melakukan kesalahan kepadanya? jawabannya ,ya, orang tua sudah melakukan kesalahan besar. Menjadi anak pertama bukan berarti harus menghabiskan seluruh hidupnya untuk menjaga adik adiknya. Anak pertama juga mempunyai masa depan yang harus dikejar nya, terlebih tuntutan zaman yang telah menetapkan standar cukup tinggi bagi tumbuh kembang kecerdasan anak. Anak pertama harus mengejar itu dengan belajar. Belum lagi, dia butuh bermain bersama teman-teman seumurannya. Dia juga butuh kita perhatikan.
Anak yang menghabiskan waktu untuk ok membantu orang tua bisa mengalami gangguan mental. Sebabnya dia kurang menikmati masa kecil yang harus digunakan untuk bermain sambil belajar. Prinsip pendidikan untuk anak usia dini adalah kegembiraan. Namun, jika tumbuh dalam tugas dan tanggung jawab yang besar, maka dia akan berorientasi hanya pada hasil kerja, tetapi tidak menikmati pekerjaannya.
Intinya, berikan anak kita haknua, yaitu waktu untuk bermain, belajar, dan bermanja-manja kepada ibunya. Terlebih, anak perempuan, pasti dia sangat merindukan pelukan manja dari ibunya, di bacakan cerita sebelum tidur, sesekali disisir rambutnya, dan lain-lainnya. Alangkah lebih bijak bagi anda untuk menggunakan jasa tenaga pekerja untuk membantu urusan rumah tangga daripada mempekerjakan anak dengan tidak sesuai porsi.
Penting bagi Kakak mengajari adiknya sesuatu dan apa pun bisa diajarkan Kakak kepada adiknya.
Kakak mengajari adiknya merupakan hal penting. Bagaimanapun, Kakak lebih dulu ada di dunia daripada adiknya. Artinya, dia memiliki pengalaman lebih banyak ketimbang sang adik. Ketika adiknya belajar membaca Kakak sudah pernah melakukannya. Terbukti, sang kakak sudah bisa membaca dengan lancar. Bukti itu bisa dijadikan amunisi untuk mendongkrak semangat sang adik agar belajar lebih giat lagi. Sebab, jika belajar dengan rajin, maka dia pun akan bisa membaca seperti kakaknya.
Ada banyak hal yang bisa diajarkan oleh Kakak kepada adiknya, baik itu yang bersifat fisik maupun mental. Hal yang bersifat fisik berupa keterampilan, seperti cara melipat pakaian, menggambar, atau membaca. Sedangkan, hal yang bersifat mental tidak kalah pentingnya, seperti belajar mandiri (melakukan sesuatu sendiri), motivasi dan ambisi, ketegaran, keteguhan, semangat, pengabdian, kesetiaan, dan lain-lainnya.
Sifat alamiah anak-anak adalah meniru. Sedangkan biasanya orang yang ditiru adalah orang paling dekat dengannya. Jika si Kakak penakut, dia pun akan menakut-nakuti adiknya, sehingga besar kemungkinan si adik pun tumbuh menjadi penakut. Sebaliknya, jika pemberani, kakak akan menyugesti pikiran adiknya dengan keberanian dan membuang penyebab ketakutan itu. Maka dari itu, jika orang tua ingin anak-anaknya hebat dan sukses, maka didik anak pertama dengan sepenuh jiwa dan raga agar kelak segala kebaikannya akan ada pula dalam diri adik-adiknya.
Kakak memiliki kewajiban melindungi adiknya.
Dalam masyarakat tradisional, anak yang lebih tua wajib melindungi adik-adiknya. Namun, itu pun harus dilakukan sewajarnya. Hal ini tampak dari kebiasaan orang tua yang selalu secara tidak sengaja kadang menitipkan "pesan seponsor" pada anak yang lebih besar, misalnya "Kak, jaga Adik" atau "jangan nakalin adik". Hal yang terus-menerus disampaikan ini akan tertanam dalam memori kakak bahwa dia harus menjaga adiknya.
Sebenarnya, peran dan tugas menjaga adik ini sangat besar manfaatnya bagi kakaknya. Sebab, hal ini menunjukkan dan menjadikan Kakak mulai bertanggung jawab. Dalam kasus seperti ini, peran orang tua sangat penting bagi keduanya, baik Kakak maupun adik, agar mereka menyadari posisi masing-masing dan bisa mensyukurinya. Kadang kala, perlindungan yang diberikan oleh kakak tidak bisa terima oleh adiknya. Atau, karena melindungi adiknya, si Kakak justru menjadi korban. Banyak sekali kemungkinan yang bisa terjadi, maka dibutuhkan bimbingan dan arahan orang tua.
Kakak harus selalu tampil lebih kuat daripada adiknya.Tapi terkadang kenyataannya justru Kakak lebih lemah.
Sebaiknya Kakak memang tampil paling kuat diantara adik-adiknya. Sebab posisi Kakak sebagai anak pertama secara otomatis menjadikannya pemimpin. Di sini, pengertian kuat sangat luas. Dia tidak harus memiliki tubuh sangat kuat dan tidak pernah sakit, tidak harus selalu menjadi juara pertama di sekolahnya, tetapi hal paling utama, yakni memiliki kebijaksanaan pemimpin.
Ada kalanya, kakak tampak lebih lemah dari adik-adiknya. Hal ini juga harus dilihat konteks dan latar belakangnya. Bisa jadi, tubuhnya tidak terlalu sehat karena sejak kecil sakit-sakitan. Sedangkan adiknya memiliki tubuh lebih kuat dan sehat. Hal ini biasa terjadi dalam keluarga. Namun, kekuatan kakak bukan terletak pada kekuatan fisik, melainkan karakternya.
Orang tua harus membimbing anak pertamanya untuk memiliki karakter pemimpin. Ada banyak karakter pemimpin, tetapi hal paling utama adalah kebijaksanaannya. Kakak dituntut menjadi panutan bagi adik-adiknya, maka dia tidak boleh ceroboh, cengeng, pengeluh, malas, dan tidak sopan. Menjadi pemimpin tidak mudah. Dia harus kharismatik agar orang-orang yang dipimpin bangga menjadi anggotanya.
Untuk membuat Kakak lebih kuat daripada adiknya, orang tua perlu melatih kekuatan tersebut dan mengembangkannya. Dukungan seperti ini akan membuat adik-adiknya merasa bahwa mereka memiliki kakak yang baik, yang tidak harus bertubuh sangat kuat dan tidak pernah sakit, tetapi kuat menghadapi sakitnya dan tetap memotivasi adik-adiknya dalam setiap keadaan.
Komentar
Posting Komentar